Kita hidup di zaman yang bukan hanya jatuh, bangkit, terlena lalu binasa
Beberapa orang mengganggap itu sebagai suatu lingkaran yang nanti akan behenti pada saatnya
Entah berhenti karena kematian yang tak pernah diduga, atau jiwa mati yang tak tau apa penyebabnya
Namun, lambat laun semua terurai. Bak bangkai yang mati tak diam saja
Takdir yang harus dijalani oleh masing-masing penjejak membuat ksatria putih muak
Bagaimana tidak? Disamping harus mengerti, menjalani, dan melangkah berharap semua baik-baik saja.
Dalam perjalanan nya, lamunan ksatria putih tak jauh dari merindukan manusia yang sudah berbeda dunia.
Bagaiman tidak? Mereka selalu menyisikan beberapa kenangan pahit dan manis lalu pergi meninggalkan tiba-tiba. Tak ada kunci yang ditinggalkan, kunci dibawa oleh sang pemilik nya masing-masing.
Di alam ini, tak ada yang mengerti dan memahami bagaimana alasan kita tumbuh lalu dapat mencari makna dalam sebuah kehidupan. Hanya Tuhan yang dapat mengubah dan mengetahui itu semua.
Ksatria hitam pun di jalan yang berbeda, tak tahu menahu hanya dapat menghakimi, mencaci, dan menaruh sari-sari pahit yang siapa yang meminumnya akan mati. Apalagi untuk yang lemah dan tidak bisa berbicara.
Apa peduli nya ksatria hitam? yang hanya dapat menoreh lalu pergi, melukai lalu pergi, begitu seterusnya sampai dunia mati.
Tak ada titik dimana ksatria putih dan hitam bertemu karena mereka mempunyai dinging yang terpisah, bukan bukan terpisah dengan alam yang terus semakin menjadi-jadi. Tak akan habis. Mereka tidak akan pernah bertemu.
Yang putih mengerti, yang hitam menghakimi.