Anak - Anak dan
Internet
Internet adalah lingkungan virtual
yang luas. Anak-anak dapat mengakses banyak informasi dari internet. Mereka
dapat berkomunikasi, seperti berbagai pengalaman dengan orang lain dari seluruh
dunia, mendengarkan musik dari seluruh dunia, dan hal-hal yang bermanfaat
lainnya. Namun, disisi lain anak-anak dapat melakukan hal-hal yang buruk.
Seperti ajakan seksual, predasi, cyber bullying, dan pelecehan. Bagaimana kita
dapat membantu mereka meningkatkan aspek kognitif, tapi disisi lain juga
melindungi mereka dari sisi gelap internet?
Meskipun media berita cepat untuk
melaporkan setiap situasi atau kejadian dimana anak-anak terpengaruh oleh
internet, tapi kita baru belajar tentang penggunaan anak-anak dari internet.
Kita perlu pendekatan yang menumbuhkan prinsip anak-anak untuk memahami
lingkungan baru ini dan interaksi yang baik dengan internet karena anak-anak
merupakan sasaran yang empuk bagi predator seksual dan cyber bullying.
Apa yang Anak-Anak lakukan ketika
mengakses internet?
Menurut Research Environics Group
pada Tahun 2001 oleh Kaiser Family Foundation, sebagian besar anak-anak di
Amerika Serikat dan Kanada telah mengakses internet. Penggunaan internet
sedikit lebih rendah di kota-kota maju misalnya Livingstone dan Bober.
Selain itu, anak-anak mengakses
Internet dari usia yang sangat dini. Dalam survei 2001 Kanada untuk Media
Awareness Network (Environics Research Group, 2001), 15% dari remaja di bawah
usia 18 tahun teringat belajar untuk menggunakan Internet pada 7 tahun atau
lebih muda. Dalam 2003 Amerika Serikat survei dari orang tua menemukan bahwa
anak-anak mulai mencari situs Web tanpa pengawasan orangtua di usia 4 tahun dan
mengirim e-mail sendiri sedini usia 3 tahun. Jelas, anak-anak tenggelam dalam
lingkungan Internet dalam jumlah yang meningkat.
Anak-anak terutama mengakses
internet melalui World Wide Web. Anak-anak menggunakan Web untuk mengakses
sumber daya informasi melalui pencarian Web dan browsing disukai situs Web;
berkomunikasi menggunakan e-mail, instant messaging, dan diskusi; dan musik
akses, video, dan permainan komputer (Environics Research Group, 2001; Rideout
et al, 2003;.. Roberts et al, 2005).
Dalam mengakses internet, terdapar
layanan e-mail khusus untuk anak seperti KidMail (http://kidmail.net
) dan Surf Teman (http://www.surfbuddies.com
). Kedua akses tersebut bebas spam, aman, mengeluarkan biaya yang kecil. Akses
ini memungkinkan orangtua untuk membatasi kontak e-mail anak-anak dan program
yang secara otomatis menyaring konten yang dipertanyakan.
Direktori pencarian yang dirancang
khusus untuk anak-anak adalah Yahooligans (http://yahooligans.com) dan Ask
Jeeves (http://www.ajkids.com/) untuk anak-anak. Akses yang dapat dicari atau
diakses ini telah diverivikasi sesuai untuk anak-anak oleh tim konsultan
pendidikan.
Banyak juga terdapat sumber hiburan
yang dirancang khusus untuk anak-anak yaitu seperti Broadcasting Corporation
Umum (http://pbskids.org/), Warner Brothers
(misalnya, http://harrypotter.com) dan Scholastic (misalnya http://scholastic.com).
Sumber hiburan tersebut mengembangkan informasi dan permainan untuk anak-anal.
Sebagian besar sumber daya ini mandiri dan tidak mengandung link off-site.
Akses internet anak-anak pun dapat
dikontrol melalui program filtering, seperti Net Nanny (http://netnanny.com/)atau
Cyber Sitter (http: // www.cybersitter.com/).
Adapun browser untuk anak-anak seperti zExplorer (http: // www. zxplorer.com/).
Program-program komersial ini membatasi akses anak-anak ke Internet,
penyaringan spam, iklan, dan konten yang pantas untuk anak-anak. Namun terdapat kelemahannya, yaitu anak anak
tidak dapat mengakses infromasi dari berbagai infromasi, seperti World Book
Encyclopedia. Akhirnya, anak-anak tidak dapat belajar secara aktif, tidak dapat
menilai dan mengevaluasi informasi dari internet.
Kekhawatiran
Seacara hostoris, orangtua, guru,
dan pers telah khawatir tentang efek samping dan media baru pada anak-anak.
Film, radio, dan televisi berpotensi bahaya bagi perkembangan anak. Komputer
dipandang merampas peluang anak untuk berkembang secara sosial dan fisik.
Contohnya adalah waktu yang dihabiskan lama saat didepan layar komputer atau
televisi. Kritikus khawatir anak aak menjadi korban predator seksual dan cyber
bullying.
Perkembangan Sosial
Kritikus mengatakan bahwa penggunaan
komputer mengarah ke isolasi sosial, yang dapat menyebabkan depresi dan
gangguan mental lainnya. Kekhawatiran ini ditunjukan dengan korelasi antara
isolasi sosial, depresi, dan penggunaan komputer. Kraut et al tahun 1995-1998
melaporkan survei penggunaan internet sebagai bagian dari studi HomeNet
mengenai dampak internet pada interaksi sosial. Hasilnya yaitu terjadi
penurunan dalam interaksi sosial dan peningkatan pada gejala depresi selama
beberapa bukan pertama mereka menggunakan internet. Dalam penelitian kedua,
survei menemukan adanya peningkatan yang lebih besar terhadap anak-anak yang
ekstrovert dan orang dewasa dalam interaksi sosial, dan harga diri sebagai
fungsi dari peningkatan penggunaan internet. Penelitian lain menunjukan bahwa
internet dapat memiliki efek positif pada pembangunan sosial. Stern pada tahun
2002, menganalisis situs Web pribadi gadis-gadis remaja, Stern berpendapat
bahwa internet memberikan kesempatan yang baik bagi anak-anak untuk
mengeskspresikan diri mereka dalam mengembangkan sosial dan seksual.
Gross et al pada tahun 2002 meneliti
hubungan antara kesejahteraan dan kedekatan mitra “instant messaging” pada
remaja berusia 11-13 tahun. Kalangan yang menggunakan “instant messaging”
merasakan nyaman dalam interaksi sosial
mereka terutama dengan teman-teman sekolah. Sedangkan, remaja yang merasa
terisolasi secara sosial juga berkomunikasi dengan orang yang mereka tidak tahu
dengan baik.
Memang, komunikasi online dapat
membantu anak-anak mengembangkan rasa diri di lingkungannya. Subrahman dkk
tahun 2004, menganalisis 30 menit transkip chat room dari 52 remaja yang
berbeda. Topik yang lebih banyak dibahas adalah tentang olahraga, seks, dan
kekhawatiran orangtua. Sehingga Subrahmanyam menyimpulkan bahwa internet dapat
menyediakan lingkungan aman secara sosial.
Suzuki dan Calzo pada tahun 2004
meneliti masalah umum remaja dan berdiskusi di chat tentang seksualitas selama
satu bulan dan menemukan hasil yang mirip dengan yang diteliti oleh
Subrahmanyam. Suzuki Calzo berpendapat bahwa chat room memungkinkan anak-anak
untuk jujur membahas dan menerima dukungan sosial untuk masalah-masalah remaja
yang memalukan.
Dari penelitiannya, Greenfi
mengungkapkan bahwa pembangunan sosial dan internet dilakukan sampai saat ini
adalah walaupun internet dapat membuat anak-anak terisolasi dan depresi. Namun,
internet dapat menyediakan lingkungan yang positif bagi perkembangan sosial
melalu banyak cara, contohnya adalah e-mail, chatting, dan instant messaging.
Sambungan Diinginkan Untuk
Pornografi Dan Benci
Dalam internet terdapat ratudan
situs web yang berbau pornografi. Anak-anak dapat mengakses pornografi dalam
berbagai cara, entah itu disengaja atau tidak. Namun, anak-anak lebih mungkin
untuk mengakses pornografi secara tidak disengaja. Hal ini terjadi karena
pencaian kata kunci yang sangat mudah, dan iklan yang dimunculkan oleh
distribusor pornografi untuk mencari pelanggan baru.
Dari hasil data dari Survei Keamanan
Internet Youth menemukan bahwa seperempat dari anak-anak yang diwawancarai
menyatakan bahwa mereka tidak sengaja terpapar pornografi, yang dimana 75%
melalui situs Web dan 25% melalui e-mail atau instant messaging. Meskipun
seperempat dari anak-anak tidak sengaja terpapar pornografi, mereka mengaku
sangat kecewa (diwakili 6% dari total sampel).
Gernstenfeld dkk tahun 2003
melakukan analisis dari situs internet yang diselenggarakan oleh Nasionalis
putih, neo-Nazi, skinhead, Ku Klux Klan, identitas kristen, penolakan
Holocaust, dan kelompok lainnya. Hanya satu setengah dari situs yang termasuk
simbol kebencian, seperti swastika atau pembakaran salib. Meskipun beberapa
situs termasuk sumber pengetahuan bagi anak-anak, tapi kurangnya simbol serta
klaim non rasisme, non kekerasan atau bahasa mengenai rasisme dan kekerasan
dapat menyebabkan kebingungan di kalangan anak-anak.
Predasi dan Bullying
Survei Keselamatan Pemuda Internet,
melaporkan hampir 20% responden yang berusia 10-17 tahun menerima ajakan
seksual melalui chatting. Ajakan seksual yang berupa permintaan langsung untuk
bertemu, meminta seorang gadis perempuan tentang ukuran bra nya, meminta anak
laki-laki untuk terlibat dalam cyber sex, dan mengirim gambar seksual yang
eksplisit. Anak-anak yang bermasalah, depresi, atau mempunyai masalah keluarga
menerima ajakan seksual lebih tinggi dibandingkan yang tidak bermasalah. Begitu
pula terjadi pada anak-anal yang lebih sering munggunakan internet.
Baru-baru ini, aparat penegak hukum
mulai menyamar di internet untuk memerangi kejahatan seksual pada anak-anak.
Wolak et al tahun 2003 mengalanisis penangkapan yang dilakukan di Amerika
Serikat selama 2000-2001, ditemukan bahwa 508 kasus dimana predator menggunakan
internet untuk memikat anak-anak. Mitchell et al tahun 2005 menyimpulkan bahwa
internet telah meningkatkan kemampuan lembaga penegak hukum untuk mendeteksi dan
mencegah kejahatan pada anak.
Ybarra tahun 2004 menganalisis
karakteristik yang terkait dengan korban pelecehan internet dari Survey
Keamanan Internet Youth. Satu sepertiga dari anak-anak yang telah dilecehkan
merasakan kecewa. Pada laki-laki mengalami gejala depresi, misalnya penurunan
perasaan diri, kesulitan menyelesaikan tugas sekolah, dan kesulitan dalam
kebersihan pribadi. Ynarra berpendapat bahwa hubungan antara depresi dan
pelecehan membuat pelecehan internet merupakan masalah kesehatan mental yang
penting.
Ybarra dan Mitchell menemukan bahwa
15% responden dari Survey Keamanan Internet Youth mengindikasikan bahwa mereka
telah membuat komentar yang kasar dan jahat, 1% menggunakan internet untuk
mempermalukan dan melecehkan seseorang dalam satu tahun terakhir. Pelaku
pelecehan tersebut cenderung berasal dari keluarga miskin dan terlibat dalam
penyalahgunaan zar dan kenakalan.
Internet menyediakan akses yang
lebih besar untuk anak-anak dan lingkungan yang lebih besar dimana anak-anak
dapat terlibat dalam bullying dan pelecehan.
Ada
pendekatan untuk melindungi anak-anak dari efek internet yang merusak,
yaitu :
- Pendekatan yang mengatur bahan apa yang dapat didistribusikan di Internet. Undang-Udang Perlindungan Oneline (COPA) disahkan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1998, yang melarang penyedia layanan internet komersial mendistribusikan konten yang dilarang untuk anak di bawah umur.
- Pendekatan untuk melindungi anak-anak dari bahaya internet dengan mengembangkan perangkat lunak untuk menyaring/ memblokir akses anak-anak terhadap sumber daya ofensif. Pendekatan pertama dan kedua saling berhubungan untuk dapat memblokir konten yang tidak boleh diakses oleh anak-anak. Namun, internet terlalu besar sehingga menyaring konten tersebut tidak mudah, apalagi ada beberapa negara yang kebal terhadap undang-undang. Studi perangkat lunak penyaringan menemukan bahwa sebagian besar perangkat lunak yang memblokir pornografi sangat baik, namun hal itu juga akan memblokir tentang pendidikan mengenai seks. Padahal pendidikan tersebut sangat dibutuhkan.
- Pendekatan
yang mengajarkan anak-anak untuk kritis menilai sendiri. Pendekatan itu kemungkinan adalah
pendekatan yang paling sukses. Keterampilan berpikir kritis mendasari
hampir semua pengambilan keputusan untuk membuat keputusan tentang
perilaku seksual, pembelian, dan pengumpulan informasi.
Anak-anak menjadi lebih kritis
dengan informasi yang mereka temukan di internet ketika mereka mengandalkan
internet sebagai suatu informasi yang penting. Sebagian anak-anak menggunakan
internet untuk mengerjakan tugas sekolah mereka. Penilaian kritis juga
diperlukan saat mereka membaca artikel dari internet, mereka perlu menilai
penulis dari sumber internet yang dia dapat, misalnya tentang jerawat. Jika
penulis berpengetahuan, makan informasi tersebut lebih dipercaya daripada
penulis yang memiliki pengetahuan yang terbatas. Mereka harus dapat menilai
objektifitas, kelengkapan informasi dari artikel tersebut. Sebuah sumber daya
dengan tujuan memberikan informasi medis lebih mungkin kredibel daripada yang
dirancang untuk menjual atau membujuk. Terkait dengan tujuan tersebut,
anak-anak juga perlu menilai keaslian informasi, seperti menentukan apakah
sumber daya tersebut relevan dengan kebutuhannya. Anak-anak mungkin kurang
mepertimbangkan secara kritis untuk menilai jenis sumber daya internet, seperti
game, chatting, instant messaging, musik, dan video. Sebagai contoh, anak-anak
cenderung men-download file apapun (musik, film, atau video) tanpa
mempertimbangkan virus apa yang ada di file tersebut saat di download.
Anak-anak perlu belajar untuk menilai dengan kritis sumber daya dan komunikasi
yang mereka hadapi di internet. Pustakawan dan guru sekolah telah mengembangkan
sejumlah sumber informasi untuk membantu anak-anak belajar agar dapat lebih
kritis untuk menilai sumber infprmasi.
Salah satu sumber daya yang tertua dan paling terkenal menyediakan satu
set pertanyaan ya / tidak untuk anak-anak dari berbagai usia. Didalam informasi
tersebut, mereka menemukan dan mengevaluasi sumber informasi Web. Anak-anak
usia SD awal didorong untuk mempertimbangkan apakah mereka setuju atau tidak
setuju dengan informasi tersebut. Sedangkan, remaja didorong untuk kritis
menilai isi dan otoritas informasi.
Media
Awareness Network telah mengembangkan sejumlah permainan yang tersedia untuk
anak-anak, mulai dari Petualangan Three Little Cyber Pigs yang merupakan
permainan untuk anak-anak usia 8-10 tahun.
Pusat Nasional telah mengembangkan
sumber pelatihan online yang bernama Netsmartz (http://netsmartz.org)
yang mencakup daftar evaluasi, tips untuk orangtua, game, dan kuis. Hasilnya,
tiga perempat remaja mengindikasikan bahwa mereka mengubah perilaku mereka di
internet sebagai hasil dari apa yang mereka pelajari melalui Netsmartz.
Perangkat lunak dapat membantu
anak-anak untuk belajar mengendalikan perilaku mereka di internet dengan
memaksa mereka untuk berpikir kritis dan menilai sumber daya internet sebelum
menggunakannya. Terdapat aplikasi checklist sederhana yang dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan penilaian yang kritis. Aplikasi seperti ini membantu
anak-anak belajar untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari,
sumber-sumber pengajaran, dan kegiatan keamanan internet.
Internet adalah lingkungan virtual
yang tidak terbatas dengan banyak manfaa tuntuk perkembangan kognitif dan
sosial anak yang positif. Anak-anak dapat mengunjungi banyak web,
mengeskplorasi banyak budaya, mencoba berbagai teknologi, dan berkomunikasi denga
banyak orang yang berbeda. Namun, internet juga memiliki sisi buruk, anak-anak
dapat terkena pornografi, dilecehkan, diintai, dan diculik. Kita harus dapat
memberdayakan anak-anak kita untuk mendapatkan keterampilan berpikir kritis dan
menjadi pengguna internet yang bijaksana. Kita dapat membantu mereka memperluas
pikiran dan dunia mereka dengan aman melalu internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar