Senin, 07 November 2016

Tugas 3 : Psikologi Manajemen “Tes Psikologi untuk Pegawai”


·     Identitas
Nama               : Ashfiya Hilyah Awliya
NPM               : 11514739
Kelas               : 3PA10
·  Tugas 3           : Psikologi Manajemen
·  Isi                    :

Tes Psikologi untuk Pegawai
1. Tes Army Alpha
 


Tes Psikologi Army Alpha adalah sebuah tes psikologi yang dikembangkan oleh seorang psikolog Amerika bernama Arthur Sinton Otis, Ph.D (28 July 1886 - 1 January 1964). Otis mengembangkan tes Army Alpha pada tahun 1917. Pada awalnya tes ini dikembangkan oleh Otis untuk didedikasikan kepada US.Army (Angkatan Militer Amerika), sehingga diberi nama Army Alpha.Tes ini pernah dipakai untuk merekrut 1,7 juta tentara Amerika pada Perang Dunia pertama.
            Tes Psikologi Army Alpha ini adalah tes yang tidak meminta anda untuk menggambar, namun meminta anda menjawab sejumlah pertanyaan, sehingga tergolong "Tes Psikologi Kuesioner".

2. CFIT
CFIT atau yang merupakan kependekan dari Culture Fair Intelligence Test merupakan test yang dikembangkan oleh salah satu tokoh inteligensi terkenal, yaitu Raymond Cattel. Test CFIT ini dibuat dengan latar belakang test – test inteligensi lainnya yang tidak bebas nilai dan masih terpengaruh oleh budaya budaya dan juga norma pada masing – masing Negara. Norma dan juga nilai – nilai pada suatu kebudayaan ini, dapat mempengaruhi hasil dari pengukuran IQ atau Inteligensi individu. Karena itu, diperlukan sebuah test inteligensi universal, yang sifatnya :
1.      Bebas nilai
2.      Tidak terikat pada kebudayaan tertentu
3.      Dipahami oleh semua orang secara universal
Test CFIT ini merupakan tes psikologi yang mana ia mengukur apa yang dikenal sebagai fluid intelligence, yaitu kecerdasan yang meliputi kemampuan analisis dan penalaran. Terdapat tiga jenis CFIT, yaitu :
1.      CFIT skala 1, yang ditujukan untuk mereka yang mengalami retardasi mental
2.      CFIT Skala 2, yang ditujukan untuk usia 8 hingga 13 tahun
3.      CFIT skala 3, yang ditujukan untuk dewasa
4.      FIT Skala 3 adalah bentuk test CFIT yang paling umum dan juga banyak digunakan saat ini, terutama untuk penggunaan rekrutmen  dan juga assessment awal individu atau klien.
Administrasi dari Test CFIT
CFIT sendiri (Skala 3) terdiri dari 4 macam subtest. Berikut ini adalah ke empat macam subtest pada CFIT:
1.      Subtest 1 – Series
Peserta atau klien diminta untuk melanjutkan pola yang sudah ada, dan memilih 1 dari 6 pilihan pola yang ada.
2.      Subtest 2 – Classification
Peserta atau klien diminta untuk memilih 2 dari 5 pilihan gambar, dengan pola ataupun karakteristik yang sama atau memiliki kemiripan.
3.      Subtest 3 – Matrices
Peserta atau klien diminta untuk memilih 1 dari 5 pilihan jawaban, yang mampu melengkapi gambar utama yang tersaji. Subtest ini memiliki cara kerja yang mirip dengan APM, SPM, dan juga CPM.
4.      Subtest 4 – Condition / Typologi
Peserta atau klien diminta untuk memilih 1 dari 5 jawaban dimana jawaban tersebut memiliki kondisi, tekstur ataupun situasi yang sama seperti pada soal yang tersaji.
CFIT merupakan bentuk battery test, karena itu membutuhkan waktu, dan peserta atau klien dituntut untuk mampu menjawab soal pada masing – masing subtest dalam waktu tertentu. Masing – masing subtest pada CFIT memiliki karekteristik yang berbeda – beda, sehingga peserta atau klien nantinya harus konsentrasi dan juga focus terhadap instruksi yang diberikan oleh tester pada saat pelaksanaan test.
2. Wartegg
Tujuannya adalah eksplorasi kepribadian dalam istilah fungsi-fungsi dasar
yaitu: emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, reality function, yang ada pada semua orang namun dengan intensitas dan interelasi yang berbeda.
Struktur kepribadian tidaklah statis, berubah-ubah dan menentukan sebagian besar perilaku individu. Maka tehnik eksplorasi juga melihat cara subyek berfungsi, yaitu apakah normal ataukah abnormal. Maka bila satu atau beberapa kompinen sangat dominan, berarti bahwa struktur tidak seimbang, jadi fungsi subyek adalah defektif. Misalnya, fungsi kontrol terlalu kuat maka perilaku akan terhambat, sedangkan bila imajinasi berkembang berlebihan maka kontak dengan realitas dan fungsi sosialnya terganggu.


Pada saat Anda menjalankan Wartegg Test, Anda akan diberi selembar kertas yg berisi 8 kotak yg ada stimulus2 nya, kemudian Anda akan diberikan perintah untuk melengkapi dari gambar yg ada di kotak tersebut.
Isi dari masing2 gambar :
1.      Gambar 1
Berupa titik ditengah kotak : ini menyangkut hal-hal yANg berhubungan dengan penyesuaian diri yaitu bagaimana seseorang menempatkan diri pada lingkungan nya.
2.      Gambar 2
Berupa ~ namun berada di kotak sebelah kiri , menunjukkan fleksibilitas perasaan.
3.      Gambar 3
Berupa 3 garis horisontal dari pendek, sedang tinggi sejajar yang mengukur hasrat untuk maju/ ambisi.
4.      Gambar 4
Berupa kotak kecil di sebelah kanan yang mengukur bagaimana seseorang mengatasi kesulitan
5.      Gambar 5
Seperti huruf T namun miring mengukur bagaimana cara bertindak.
6.      Gambar 6
Berupa garis horisontal ; vertikal : mengukur cara berpikir /analisa; sintesa.
7.      Gambar 7
Berupa titik2 : menyangkut kehidupan dan perasaan ( apakah sudah stabil, kekanakan).
8.      Gambar 8
Berupa lengkungan : mengenai kehidupan sosial/ hubungan sosial.
     Berikut ini adalah salah satu contoh pengerjaan yang pernah digunakan penulis untuk melewati tahap psikotes ini: 


4. Pauli


Tes  ini pada awalnya dibuat oleh seorang psikiater yang bernama kraepelin yang awalnya digunakan untuk membedakan antara orang yang normal dan tidak normal. Namun seiring perkembangan waktu, test ini sudah digunakan oleh perusahaan, badan hukum termasuk instansi pemerintahan untuk menyeleksi calon tenaga kerja/ pegawai.
Sebuah Speed Test yang terdiri dari 45 lajur angka satuan antar 0 sampai dengan 9 yang tersusun secara acak sebanyak 60 angka secara vertikal pada tiap-tiap lajur. Ciri utama sebuah speed test adalah tidak adanya waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua soal sehingga testi tidak diharapkan untuk menyelesaikan sepenuhnya setiap lajur. Inti dalam tes ini adalah bagaimana kecepatan kerja testi.

5.        PAPI Kostick
Tes untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing mewakili need atau role tertentu, tinggi rendahnya need atau role tertentu mempunyai arti yang spesifik. Konfigurasi yang diperoleh adalah gambaran dari pilihan testee yang bermuatan need atau role, dan dibandingkan dengan need atau role lain dalam keseluruhan sistem kepribadian berdasarkan persepsi testee atas dirinya sendiri.
PAPI Kostick merupakan laporan inventori kepribadian (self report inventory), terdiri dari 90 pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja, yang menyangkut 20 aspek kepribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang, yaitu : kepemimpinan (leadership), arah kerja (work direction), aktivitas kerja (work activity), relasi sosial (social nature), gaya bekerja (work style), sifat temperamen (temperament), dan posisi atasan-bawahan (followership). Tes Papi Kostick saat ini sering digunakan dalam lingkup HRD di suatu perusahaan/organisasi. Tes ini merupakan salah satu tes kepribadian yang tercermin dalam tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi. PAPI Kostick mengukur role dan need individu dalam kaitannya dengan situasi kerja. Dengan mempelajari PAPI Kostick, maka kita akan banyak memeroleh informasi mengenai profil individu, baik dari segi tipologi kepribadiannya maupun dalam konteks pekerjaannya.
Tes PAPI Kostick dibuat oleh Dr. Max Martin Kostick, pada awal tahun 1960-an. PAPI Kostick mengukur dinamika kepribadian (psychodynamics) dengan memerhatikan keterkaitan dunia sekitarnya (environment) termasuk perilaku dan nilai perusahaan (values) yang diterapkan dalam suatu perusahaan/situasi kerja dalam bentuk motif (need) dan standar gaya perilaku menurut persepsi kandidat (role) yang terekam saat psikotes.

Dasar pemikiran untuk desain dan formulasi PAPI Kostick sebagai suatu asesmen yang mengukur kecenderungan (Need/Kebutuhan) dan persepsi (Role/Peran) adalah didasarkan pada teori needs-press Murray. PAPI Kostick mengeksplor dimensi kepribadian yang luas. Dimensi-dimensi ini dipisahkan ke dalam skala Role dan Need.
Sedangkan dalam keterkaitannya teori Murray dengan PAPI Kostick adalah skala Role PAPI Kostick mengukur persepsi individu terhadap dirinya dalam lingkungan kerja dan memerhatikan area-area seperti kepemimpinan, perencanaan integrative, dan gaya pekerjaan (perhatian terhadap detail). Henry Murray (1938) yang justru lebih banyak dapat manfaat dalam penelitian kepribadian manusia. Needs didefinisikan sebagai tujuan manusia dan dorongan dasar (desires); traits didefinisikan sebagai kebiasaan pola pikir manusia, pengaruh (affect), dan tingkah laku (behavior). Traits menjawab pertanyaan “bagaimana” manusia bertingkah laku; needs menjawab pertanyaan “mengapa”. Karena itu, traits dan needs menggambarkan dua aspek fundamental yang berbeda dari kepribadian, yang semestinya keduanya tidak dipisahkan ketika kita hendak mengetahui kepribadian manusia secara komprehensif.

Norma Alat Tes PAPI Kostick

1. L = Peran – Pemimpin (Leadership Role)

Skor 5-9 : yaitu tingkat dimana seseorang memproyeksikan dirinya sebagai pemimpin suatu tingkat dimana ia mencoba menggunakan orang lain untuk mencapai tujuannya.
Skor 4-0 : cendurung tidak secara aktif menggunakan orang lain dalam bekerja.

2. P = Kebutuhan – Mengatur Orang Lain (Need to Control Others)

Skor 5-9 : tingkat kebutuhan untuk menerima tanggung jawab orang lain, menjadi orang yang bertanggung jawab.
Skor 4-0 : menurunnya keinginan untuk bertanggung jawab pada pekerjaan dan tindakan orang lain.

3. I = Peran – Membuat Keputusan (Ease in Decision Making)

Skor 0-2 : ragu – menolak mengambil keputusan
Skor 3-4 : berhati-hati membuat keputusan
Skor 5-7 : berhati-hati – lancar dan mudah mengambil keputusan
Skor 8-9 : tidak ragu dalam mengambil keputusan

4. F = Kebutuhan – Membantu Atasan (Need to Support Authority)

Skor 6-9 : bersikap setia dan membantu, kemungkinan bantuannya bersifat politis
Skor 4-5 : setia terhadap perusahaan
Skor 2-3 : mengurus kepentingan sendiri
Skor < 2 : cenderung egois, kemungkinan dapat memberontak

5. W = Kebutuhan Mengikuti Aturan dan Pengawasan (Need for Rules and Supervision)


Skor < 4 : berorientasi pada tujuan, mandiri
Skor 4-5 : kebutuhan akan pengarahan dan harapan yang dirumuskan untuknya
Skor 6-9 : meningkatnya orientasi terhadap tugas dan membutuhkan instruksi yang jelas

6. T = Peran Sibuk (Pace)

Skor < 4 : melakukan segala sesuatu menurut kemauannya sendiri
Skor 4-6 : tergolong aktif secara internal dan mental

7. V = Peran Penuh Semangat (Vigorous Type)

Skor < 5 : cenderung pasif
Skor 5-7 : aktif secara fisik, cenderung sportif

8. R = Peran Orang yang Teoretis (Theoretical Type)

Skor 0-4 : kurang perhatian, bersifat praktis
Skor 5-9 : nilai-nilai penalaran tergolong tinggi

9. D = Peran Bekerja dengan Hal-hal yang Rinci (Interest in Working With Details)

Skor 0-3 : menyadari kebutuhan akan kecermatan, tetapi tidak berminat bekerja detail
Skor 4-9 : minat tinggi untuk bekerja secara detail

10. C = Peran Mengatur (Organized Type)

Skor 0-2 : fleksibel – tidak teratur
Skor 3-5 : teratur, tetapi tidak tergolong fleksibel
Skor 6-9 : keteraturan tinggi cenderung kaku

11. X = Kebutuhan untuk diperhatikan (Need to be Noticed)

Skor < 2 : cenderung pemalu
Skor 2-3 : rendah hati, tulus
Skor 4-5 : memiliki pola perilaku yang unik
Skor 6-9 : membutuhkan perhatian nyata

12. B = Kebutuhan untuk diterima dalam kelompok (Need to Belong to Groups)

Skor 0-3 : selektif
Skor 4-5 : ingin diterima, tetapi tidak mudah dipengaruhi kelompok
Skor 6-9 : ingin disukai dan diakui, mudah dipengaruhi

13. O = Kebutuhan Kedekatan dan Kasih Sayang (Need for Closeness and Affection)

Skor < 3: tidak suka hubungan perorangan
Skor 3-4 : sadar akan hubungan perorangan, tetapi tidak terlalu bergantung
Skor 5-9 : sangat tergantung, butuh penerimaan diri

14. S = Peran Hubungan Sosial (Social Extension)


Skor < 6 : perhatian rendah terhadap hubungan sosial, kurang percaya pada orang lain
Skor 6-9 : kepercayaan tinggi dalam hubungan sosial, senang berinteraksi sosial

15. N = Kebutuhan Menyelesaikan Tugas Secara Mandiri (Need to Finish Task)

Skor < 3 : menunda atau menghindari pekerjaan
Skor 3-4 : berhati-hati atau ragu dalam bekerja
Skor 4-6 : cukup bertanggungjawab pada pekerjaan
Skor 6-9 : tekun, tanggung jawab tinggi

16. A = Kebutuhan Berprestasi (Need to Achieve)

Skor 0-5 : ketidakpastian tujuan, kepuasan dalam suatu pekerjaan, tidak ada usaha lebih
Skor 6-9 : tujuan jelas, kubutuhan sukses dan ambisi tinggi

17. G = Peran Pekerja Keras (Hard Intense Worked)

Skor 3-4 : bekerja untuk kesenangan saja, bukan untuk hasil optimal
Skor 4-7 : kemauan bekerja keras yang tinggi

18. Z = Kebutuhan untuk Berubah (Need for Change)

Skor 0-2 : tidak suka berubah
Skor 3-4 : tidak suka perubahan jika dipaksakan
Skor 5-6 : mudah menyesuaikan diri
Skor 6-7 : membuat perubahan yang selektif, berpikir jauh kedepan
Skor 8-9 : mudah gelisah, frustasi, karena segala sesuatu tidak berjalan fantastis

19. K = Kebutuhan untuk Agresif (Need to be Forceful)

Skor 0-2 : menghindari masalah, menolak untuk mengenali situasi sebagai masalah
Skor 3-4 : suka lingkungan tenang, menghindari konflik
Skor 5 : keras kepala
Skor 6-7 : agresi berhubungan dengan pekerjaan, dorongan semangat bersaing
Skor 8-9 : agresif, cenderung defensif

20. E = Peran Pengendalian Emosi (Emotional Resistant)

Skor < 2 : terbuka, cepat bereaksi, tidak normatif
Skor 2-3 : terbuka
Skor 4-6 : punya pendekatan emosional seimbang, mampu mengendalikan
Skor > 6 : sangat normatif, kebutuhan pengendalian diri yang berlebihan

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar