· Identitas
Nama
: Ashfiya Hilyah Awliya
NPM
: 11514739
Kelas
: 3PA10
· Tugas 3
: Psikologi Manajemen
· Isi
:
Tes Psikologi untuk
Pegawai
1. Tes Army Alpha
Tes
Psikologi Army Alpha adalah sebuah tes psikologi yang dikembangkan oleh seorang
psikolog Amerika bernama Arthur Sinton Otis, Ph.D (28 July 1886 - 1 January
1964). Otis mengembangkan tes Army Alpha pada tahun 1917. Pada awalnya tes ini
dikembangkan oleh Otis untuk didedikasikan kepada US.Army (Angkatan Militer
Amerika), sehingga diberi nama Army Alpha.Tes ini pernah dipakai untuk merekrut
1,7 juta tentara Amerika pada Perang Dunia pertama.
Tes Psikologi Army Alpha ini adalah tes
yang tidak meminta anda untuk menggambar, namun meminta anda menjawab sejumlah
pertanyaan, sehingga tergolong "Tes Psikologi Kuesioner".
2.
CFIT
CFIT
atau yang merupakan kependekan dari Culture Fair Intelligence Test merupakan
test yang dikembangkan oleh salah satu tokoh inteligensi terkenal, yaitu
Raymond Cattel. Test CFIT ini dibuat dengan latar belakang test – test
inteligensi lainnya yang tidak bebas nilai dan masih terpengaruh oleh budaya
budaya dan juga norma pada masing – masing Negara. Norma dan juga nilai – nilai
pada suatu kebudayaan ini, dapat mempengaruhi hasil dari pengukuran IQ atau
Inteligensi individu. Karena itu, diperlukan sebuah test inteligensi universal,
yang sifatnya :
1. Bebas
nilai
2. Tidak
terikat pada kebudayaan tertentu
3. Dipahami
oleh semua orang secara universal
Test
CFIT ini merupakan tes psikologi yang
mana ia mengukur apa yang dikenal sebagai fluid intelligence, yaitu kecerdasan
yang meliputi kemampuan analisis dan penalaran. Terdapat tiga jenis CFIT, yaitu
:
1. CFIT
skala 1, yang ditujukan untuk mereka yang mengalami retardasi mental
2. CFIT
Skala 2, yang ditujukan untuk usia 8 hingga 13 tahun
3. CFIT
skala 3, yang ditujukan untuk dewasa
4. FIT
Skala 3 adalah bentuk test CFIT yang paling umum dan juga banyak digunakan saat
ini, terutama untuk penggunaan rekrutmen dan juga assessment awal
individu atau klien.
Administrasi
dari Test CFIT
CFIT
sendiri (Skala 3) terdiri dari 4 macam subtest. Berikut ini adalah ke empat
macam subtest pada CFIT:
1. Subtest
1 – Series
Peserta
atau klien diminta untuk melanjutkan pola yang sudah ada, dan memilih 1 dari 6
pilihan pola yang ada.
2. Subtest
2 – Classification
Peserta
atau klien diminta untuk memilih 2 dari 5 pilihan gambar, dengan pola ataupun
karakteristik yang sama atau memiliki kemiripan.
3. Subtest
3 – Matrices
Peserta
atau klien diminta untuk memilih 1 dari 5 pilihan jawaban, yang mampu
melengkapi gambar utama yang tersaji. Subtest ini memiliki cara kerja yang
mirip dengan APM, SPM, dan juga CPM.
4. Subtest
4 – Condition / Typologi
Peserta
atau klien diminta untuk memilih 1 dari 5 jawaban dimana jawaban tersebut
memiliki kondisi, tekstur ataupun situasi yang sama seperti pada soal yang
tersaji.
CFIT
merupakan bentuk battery test, karena itu membutuhkan waktu, dan peserta atau
klien dituntut untuk mampu menjawab soal pada masing – masing subtest dalam
waktu tertentu. Masing – masing subtest pada CFIT memiliki karekteristik yang
berbeda – beda, sehingga peserta atau klien nantinya harus konsentrasi dan juga
focus terhadap instruksi yang diberikan oleh tester pada saat pelaksanaan test.
2. Wartegg
Tujuannya
adalah eksplorasi kepribadian dalam istilah fungsi-fungsi dasar
yaitu: emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, reality function, yang ada pada semua orang namun dengan intensitas dan interelasi yang berbeda.
yaitu: emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol, reality function, yang ada pada semua orang namun dengan intensitas dan interelasi yang berbeda.
Struktur
kepribadian tidaklah statis, berubah-ubah dan menentukan sebagian besar perilaku
individu. Maka tehnik eksplorasi juga melihat cara subyek berfungsi, yaitu
apakah normal ataukah abnormal. Maka bila satu atau beberapa kompinen sangat
dominan, berarti bahwa struktur tidak seimbang, jadi fungsi subyek adalah
defektif. Misalnya, fungsi kontrol terlalu kuat maka perilaku akan terhambat,
sedangkan bila imajinasi berkembang berlebihan maka kontak dengan realitas dan
fungsi sosialnya terganggu.
Pada
saat Anda menjalankan Wartegg Test, Anda akan diberi selembar kertas yg berisi
8 kotak yg ada stimulus2 nya, kemudian Anda akan diberikan perintah untuk
melengkapi dari gambar yg ada di kotak tersebut.
Isi
dari masing2 gambar :
1. Gambar
1
Berupa
titik ditengah kotak : ini menyangkut hal-hal yANg berhubungan dengan
penyesuaian diri yaitu bagaimana seseorang menempatkan diri pada
lingkungan nya.
2. Gambar
2
Berupa
~ namun berada di kotak sebelah kiri , menunjukkan fleksibilitas perasaan.
3. Gambar
3
Berupa
3 garis horisontal dari pendek, sedang tinggi sejajar yang mengukur hasrat
untuk maju/ ambisi.
4. Gambar
4
Berupa
kotak kecil di sebelah kanan yang mengukur bagaimana seseorang mengatasi
kesulitan
5. Gambar
5
Seperti
huruf T namun miring mengukur bagaimana cara bertindak.
6. Gambar
6
Berupa
garis horisontal ; vertikal : mengukur cara berpikir /analisa; sintesa.
7. Gambar
7
Berupa
titik2 : menyangkut kehidupan dan perasaan ( apakah sudah stabil, kekanakan).
8. Gambar
8
Berupa
lengkungan : mengenai kehidupan sosial/ hubungan sosial.
Berikut
ini adalah salah satu contoh pengerjaan yang pernah digunakan penulis untuk
melewati tahap psikotes ini:
Tes ini
pada awalnya dibuat oleh seorang psikiater yang bernama kraepelin yang awalnya
digunakan untuk membedakan antara orang yang normal dan tidak normal. Namun
seiring perkembangan waktu, test ini sudah digunakan oleh perusahaan, badan
hukum termasuk instansi pemerintahan untuk menyeleksi calon tenaga kerja/
pegawai.
Sebuah
Speed Test yang terdiri dari 45 lajur angka satuan antar 0 sampai dengan 9 yang
tersusun secara acak sebanyak 60 angka secara vertikal pada tiap-tiap lajur.
Ciri utama sebuah speed test adalah tidak adanya waktu yang cukup untuk
menyelesaikan semua soal sehingga testi tidak diharapkan untuk menyelesaikan
sepenuhnya setiap lajur. Inti dalam tes ini adalah bagaimana kecepatan kerja
testi.
5.
PAPI Kostick
Tes
untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing mewakili need
atau role tertentu, tinggi rendahnya need atau role tertentu mempunyai arti
yang spesifik. Konfigurasi yang diperoleh adalah gambaran dari pilihan testee
yang bermuatan need atau role, dan dibandingkan dengan need atau role lain
dalam keseluruhan sistem kepribadian berdasarkan persepsi testee atas dirinya
sendiri.
PAPI
Kostick merupakan laporan inventori kepribadian (self report inventory),
terdiri dari 90 pasangan pernyataan pendek berhubungan dalam situasi kerja,
yang menyangkut 20 aspek kepribadian yang dikelompokkan dalam 7 bidang, yaitu :
kepemimpinan (leadership), arah kerja (work direction), aktivitas kerja (work
activity), relasi sosial (social nature), gaya bekerja (work style), sifat
temperamen (temperament), dan posisi atasan-bawahan (followership). Tes
Papi Kostick saat ini sering digunakan dalam lingkup HRD di suatu
perusahaan/organisasi. Tes ini merupakan salah satu tes kepribadian yang
tercermin dalam tingkah laku yang didasarkan pada kategorisasi. PAPI Kostick
mengukur role dan need individu dalam kaitannya dengan situasi kerja. Dengan
mempelajari PAPI Kostick, maka kita akan banyak memeroleh informasi mengenai
profil individu, baik dari segi tipologi kepribadiannya maupun dalam konteks
pekerjaannya.
Tes
PAPI Kostick dibuat oleh Dr. Max Martin Kostick, pada awal tahun 1960-an.
PAPI Kostick mengukur dinamika kepribadian (psychodynamics) dengan memerhatikan
keterkaitan dunia sekitarnya (environment) termasuk perilaku dan nilai
perusahaan (values) yang diterapkan dalam suatu perusahaan/situasi kerja dalam
bentuk motif (need) dan standar gaya perilaku menurut persepsi kandidat (role)
yang terekam saat psikotes.
Dasar
pemikiran untuk desain dan formulasi PAPI Kostick sebagai suatu asesmen yang
mengukur kecenderungan (Need/Kebutuhan) dan persepsi (Role/Peran) adalah
didasarkan pada teori needs-press Murray. PAPI Kostick mengeksplor dimensi
kepribadian yang luas. Dimensi-dimensi ini dipisahkan ke dalam skala Role dan
Need.
Sedangkan
dalam keterkaitannya teori Murray dengan PAPI Kostick adalah skala Role PAPI
Kostick mengukur persepsi individu terhadap dirinya dalam lingkungan kerja dan
memerhatikan area-area seperti kepemimpinan, perencanaan integrative, dan gaya
pekerjaan (perhatian terhadap detail). Henry Murray (1938) yang justru lebih
banyak dapat manfaat dalam penelitian kepribadian manusia. Needs didefinisikan
sebagai tujuan manusia dan dorongan dasar (desires); traits didefinisikan
sebagai kebiasaan pola pikir manusia, pengaruh (affect), dan tingkah laku
(behavior). Traits menjawab pertanyaan “bagaimana” manusia bertingkah laku;
needs menjawab pertanyaan “mengapa”. Karena itu, traits dan needs menggambarkan
dua aspek fundamental yang berbeda dari kepribadian, yang semestinya keduanya
tidak dipisahkan ketika kita hendak mengetahui kepribadian manusia secara
komprehensif.
Norma Alat Tes PAPI
Kostick
1. L = Peran – Pemimpin (Leadership Role)
1. L = Peran – Pemimpin (Leadership Role)
Skor 5-9 : yaitu tingkat
dimana seseorang memproyeksikan dirinya sebagai pemimpin suatu tingkat dimana
ia mencoba menggunakan orang lain untuk mencapai tujuannya.
Skor 4-0 : cendurung
tidak secara aktif menggunakan orang lain dalam bekerja.
2. P = Kebutuhan – Mengatur Orang Lain (Need to Control Others)
Skor 5-9 : tingkat
kebutuhan untuk menerima tanggung jawab orang lain, menjadi orang yang
bertanggung jawab.
Skor 4-0 : menurunnya
keinginan untuk bertanggung jawab pada pekerjaan dan tindakan orang lain.
3. I = Peran – Membuat Keputusan (Ease in Decision Making)
Skor 0-2 : ragu – menolak
mengambil keputusan
Skor 3-4 : berhati-hati
membuat keputusan
Skor 5-7 : berhati-hati –
lancar dan mudah mengambil keputusan
Skor 8-9 : tidak ragu
dalam mengambil keputusan
4. F = Kebutuhan – Membantu Atasan (Need to Support Authority)
Skor 6-9 : bersikap setia
dan membantu, kemungkinan bantuannya bersifat politis
Skor 4-5 : setia terhadap
perusahaan
Skor 2-3 : mengurus
kepentingan sendiri
Skor < 2 : cenderung
egois, kemungkinan dapat memberontak
5. W = Kebutuhan Mengikuti Aturan dan Pengawasan (Need for Rules and Supervision)
Skor < 4 :
berorientasi pada tujuan, mandiri
Skor 4-5 : kebutuhan akan
pengarahan dan harapan yang dirumuskan untuknya
Skor 6-9 : meningkatnya
orientasi terhadap tugas dan membutuhkan instruksi yang jelas
6. T = Peran Sibuk (Pace)
Skor < 4 : melakukan
segala sesuatu menurut kemauannya sendiri
Skor 4-6 : tergolong
aktif secara internal dan mental
7. V = Peran Penuh Semangat (Vigorous Type)
Skor < 5 : cenderung
pasif
Skor 5-7 : aktif secara
fisik, cenderung sportif
8. R = Peran Orang yang Teoretis (Theoretical Type)
Skor 0-4 : kurang
perhatian, bersifat praktis
Skor 5-9 : nilai-nilai
penalaran tergolong tinggi
9. D = Peran Bekerja dengan Hal-hal yang Rinci (Interest in Working With Details)
Skor 0-3 : menyadari
kebutuhan akan kecermatan, tetapi tidak berminat bekerja detail
Skor 4-9 : minat tinggi
untuk bekerja secara detail
10. C = Peran Mengatur (Organized Type)
Skor 0-2 : fleksibel –
tidak teratur
Skor 3-5 : teratur,
tetapi tidak tergolong fleksibel
Skor 6-9 : keteraturan
tinggi cenderung kaku
11. X = Kebutuhan untuk diperhatikan (Need to be Noticed)
Skor < 2 : cenderung
pemalu
Skor 2-3 : rendah hati,
tulus
Skor 4-5 : memiliki pola
perilaku yang unik
Skor 6-9 : membutuhkan
perhatian nyata
12. B = Kebutuhan untuk diterima dalam kelompok (Need to Belong to Groups)
Skor 0-3 : selektif
Skor 4-5 : ingin
diterima, tetapi tidak mudah dipengaruhi kelompok
Skor 6-9 : ingin disukai
dan diakui, mudah dipengaruhi
13. O = Kebutuhan Kedekatan dan Kasih Sayang (Need for Closeness and Affection)
Skor < 3: tidak suka
hubungan perorangan
Skor 3-4 : sadar akan
hubungan perorangan, tetapi tidak terlalu bergantung
Skor 5-9 : sangat
tergantung, butuh penerimaan diri
14. S = Peran Hubungan Sosial (Social Extension)
Skor < 6 : perhatian
rendah terhadap hubungan sosial, kurang percaya pada orang lain
Skor 6-9 : kepercayaan
tinggi dalam hubungan sosial, senang berinteraksi sosial
15. N = Kebutuhan Menyelesaikan Tugas Secara Mandiri (Need to Finish Task)
Skor < 3 : menunda
atau menghindari pekerjaan
Skor 3-4 : berhati-hati
atau ragu dalam bekerja
Skor 4-6 : cukup
bertanggungjawab pada pekerjaan
Skor 6-9 : tekun,
tanggung jawab tinggi
16. A = Kebutuhan Berprestasi (Need to Achieve)
Skor 0-5 : ketidakpastian
tujuan, kepuasan dalam suatu pekerjaan, tidak ada usaha lebih
Skor 6-9 : tujuan jelas,
kubutuhan sukses dan ambisi tinggi
17. G = Peran Pekerja Keras (Hard Intense Worked)
Skor 3-4 : bekerja untuk
kesenangan saja, bukan untuk hasil optimal
Skor 4-7 : kemauan
bekerja keras yang tinggi
18. Z = Kebutuhan untuk Berubah (Need for Change)
Skor 0-2 : tidak suka
berubah
Skor 3-4 : tidak suka
perubahan jika dipaksakan
Skor 5-6 : mudah
menyesuaikan diri
Skor 6-7 : membuat
perubahan yang selektif, berpikir jauh kedepan
Skor 8-9 : mudah gelisah,
frustasi, karena segala sesuatu tidak berjalan fantastis
19. K = Kebutuhan untuk Agresif (Need to be Forceful)
Skor 0-2 : menghindari
masalah, menolak untuk mengenali situasi sebagai masalah
Skor 3-4 : suka
lingkungan tenang, menghindari konflik
Skor 5 : keras kepala
Skor 6-7 : agresi
berhubungan dengan pekerjaan, dorongan semangat bersaing
Skor 8-9 : agresif,
cenderung defensif
20. E = Peran Pengendalian Emosi (Emotional Resistant)
Skor < 2 : terbuka,
cepat bereaksi, tidak normatif
Skor 2-3 : terbuka
Skor 4-6 : punya
pendekatan emosional seimbang, mampu mengendalikan
Skor > 6 : sangat
normatif, kebutuhan pengendalian diri yang berlebihan
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar